(Zef 3:14-20, Yes 12:2-6, Flp 4:4-7, Luk
3:7-18)
“Besok sudah hari libur, apa yang akan kita lakukan
hari ini?” tanya seorang karyawan kepada temannya.
“Kalau begitu, kita harus kerja lebih keras. Kita
jangan membuang waktu”, jawab kawannya itu.
“Akh, payah...” sambut karyawan itu dengan malas.
“Lho, kenapa?” temannya bingung.
“Saya kira kamu punya ide untuk senang-senang...” si
karyawan bete.
Menyadari sesuatu yang akan segera datang ternyata
dapat menimbulkan sikap hati yang berlainan. Pada satu sisi, sisa waktu yang
sedikit bisa memacu kerja keras hari ini, karena hasrat tidak mau membuang kesempatan.
Selagi ada waktu, kesempatan berbuat yang terbaik berarti masih tetap terbuka. Di sisi lain, orang berpikir bahwa waktu
yang menipis harus diisi dengan kesenangan. Akibatnya, kesempatan kerja
terakhir berganti dengan sikap bermalas-malasan, mengabaikan tugas dan
mematikan kreativitas diri.
Kita tahu bahwa masa sekarang sudah merupakan zaman
akhir menjelang hadirnya akhir zaman. Kedatangan Tuhan sudah dekat. Tidak
banyak waktu yang tersisa lagi. Menurut Paulus, kesadaran itu seharusnya
mendorong agar “Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang” (Flp 4:5).
Ungkapan ini jauh artinya dari berleha-leha dan berbuat jahat, tetapi erat
sekali dengan kerinduan berjumpa dengan Tuhan, berbuat yang terbaik dan menjadi
berkat bagi semua orang.
Akan tetapi, dalam kenyataan sehari-hari ada tiga
sikap yang bisa muncul berkaitan dengan waktu kedatangan Tuhan yang sudah sangat
menjelang ini. Pertama, ada kelompok yang tidak menanti-nantikan
kedatangan-Nya. Meski tahu akan datang, tetapi mereka tidak memberi hati bagi
Tuhan. Hati mereka terpikat perkara dunia. Mereka merasa semua aman dan
baik-baik saja. Bahkan, mereka tetap gemar dengan dosa dan kejahatan hati
mereka. Belum ada ruang bagi Kristus.
Kedua, kelompok yang salah dalam menantikan
kedatangan Tuhan. Mereka sadar Kristus sudah akan datang. Mereka pun
mempersiapkan diri. Tetapi mereka lebih menonjolkan perhitungan waktu,
ketimbang pembaruan diri. Mereka sibuk dengan prediksi, dilengkapi dengan
satuan waktu yang detil. Mereka bahkan menyempurnakan penantian itu dengan
makanan dan tempat yang terbaik, tetapi melupakan pertobatan hati yang sejati. Akhirnya,
salah waktu, salah jalan dan salah kaprah.
Ketiga, kelompok yang bijak menantikan kedatangan
Tuhan. Kesadaran kedatangan Kristus mendorong kelompok ini untuk
menyediakan persembahan hidup yang terbaik. Mereka mempersembahkan diri dalam
pelayanan, menyediakan waktu bagi persekutuan dengan Kristus, kerja yang didedikasikan
bagi kemuliaan Tuhan, dan hati yang diwarnai kasih dan sukacita Allah.
Yohanes Pembaptis sendiri menekankan pemberitaannya
pada upaya pembersihan diri dalam menyambut kedatangan Kristus (Luk 3:3).
Pembersihan diri ini mencanangkan terjadinya pelepasan diri dari noda-noda dosa
dunia. Ini mengajak kita untuk sungguh-sungguh merehabilitasi diri, memulihkan
kembali totalitas hidup kita: identitas diri, relasi dengan Allah, tujuan hidup
yang pokok, dan cara-jalan kehidupan yang benar dan bersih (Luk 3:8a).
Hardikan “ular beludak” yang ditujukan Yohanes
kepada orang banyak mematahkan sikap hati orang yang merasa benar tanpa Allah.
Yohanes memperingatkan bahwa garis keturunan tidak bernilai apapun bagi Allah. Keturunan
Abraham atau golongan darah biru tidak menjadi jaminan penyelamatan. Begitu
pula halnya dengan jabatan, pekerjaan, status, dan nilai kekayaan (Luk 3:8b).
Itu berarti, seluruh upaya kita harus ditujukan pada
pertobatan diri yang sejatinya membawa semangat hidup yang baru. Semangat hidup
yang baru itu meruntuhkan segala bentuk keacuhan hidup, keangkuhan diri,
kerakusan hati, dan terlebih ke-aku-an yang menolak hadirnya Tuhan. Sebaliknya,
semangat baru itu mengisyaratkan pergerakan hidup ke arah keserupaan dengan
Kristus, baik dalam kata maupun perbuatan. Yohanes memberi contoh: yang punya
dua helai baju jangan egois, yang menagih sesuatu jangan berbuat curang, juga prajurit
jangan merampas tetapi memberi perlindungan (Luk 3:10-14). Inilah bukti
pertobatan yang benar. Lalu bagaimana dengan kita? Jika besok adalah hari
terakhir, apa yang akan saudara lakukan hari ini?
No comments:
Post a Comment