Sunday, September 13, 2009

Mengaku Dengan Hati

Matius 16:13-20

Saya mau mengajak saudara berandai-andai!
Seandainya, suatu hari tiba-tiba malaikat Tuhan menampakkan diri kepada semua orang dan berkata: “Demikianlah firman Tuhan, Hakim yang adil, sejak saat ini umur manusia hanya tinggal tiga hari saja!”

Kalau coba kita bayangkan, bagaimana kira-kira kehidupan manusia selama sisa tiga hari itu? Saya membayangkan selama tiga hari itu semua saluran telepon akan sangat sibuk, karena tiap orang berlomba menelpon keluarga dan kerabatnya untuk pamit dan mohon maaf lahir dan batin. Tiap jalur jalanan akan macet, karena semua orang sibuk berkunjung saling sungkem. Bandara dan terminal akan kosong, karena pilotnya juga sibuk pulang kampung. Lalu, bagaimana dengan gereja? Bisa penuh atau sebaliknya. Tergantung di mana orang mau dijemput malaikat itu.

Kemudian tibalah hari H, hari kematian itu. Yesus datang kembali seperti yang dijanjikan-Nya. Ia datang khusus untuk manusia. Tetapi Yesus tidak lagi memberikan salam seperti biasa. Bukannya berkata, “Damai sejahtera bagimu”, melainkan mengajukan pertanyaan, “Menurut kamu siapakah Aku?” Kira-kira, apakah jawaban yang paling jitu yang akan Saudara berikan kepada Yesus? Saya membayangkan kebanyakan orang akan menjawab: Engkau adalah Tuhan, Mesias dan Anak Allah.

Memang tidak salah. Tetapi sepertinya jawaban kita tidak ada bedanya dengan orang lain.. Orang lain juga bilang Yesus itu adalah nabi dan utusan Allah. Kristen KTP yang tak pernah beribadah pun akan pun mengatakan Yesus adalah Tuhan, Mesias dan Anak Allah. Bahkan orang di luar Kristen pun akan mengatakan Yesus sebagai nabi, Mesias (Almasih) dan Tuhannya orang Kristen. Kalau begitu, apa bedanya kita dengan orang lain?

Mengaku Dengan Mulut Dan Hati
Roma 10:9-10 berkata: Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.

Maksudnya, mengaku dengan mulut itu penting, tetapi terlebih penting mengaku dengan seluruh kekuatan hati. Itu berarti kita mengimani, bukan sekadar tahu atau ikut kata orang. Mengapa Yesus bertanya, “Menurutmu Siapakah Aku ini?” Karena Yesus mau mengetahui suara hati murid-murid-Nya. Yesus tidak mau merka hidup menurut kata orang lain. Kita tidak bias hidup menurut kata orang, melainkan apa kata hati kita sendiri. Tidak mungkin ketika orang bertanya tentang nama ayah kita, lalu kita menjawab: menurut orang sih Pak Ucup. Atau ketika pacar bertanya apakah kita saying padanya, lalu kita jawab: menurut orang sih, sayang. Saya yakin, tidak akan langsung minta putus. Itulah sebabnya Yesus meminta jawaban sendiri (otentik) dari para murid, menurut isi hati mereka sendiri. Ketika Petrus menjawab bahwa Yesus adalah Mesias, Yesus langsung menegaskan bahwa sesungguhnya Allahlah yang telah meneguhkan hal itu di dalam diri Petrus.

Mengapa harus mengaku dengan hati. Mengaku dengan hai berarti meyakini dengan teguh. Kalau kita mengaku mencintai anak-anak kita, berarti kita menyakini dengan teguh mereka menjadi bagian dari hidup kita. Kalau kita mengaku Yesus sebagai Mesias, berarti kita meyakini dengan teguh Yesus adalah Mesias pribadi kita. Ia menjadi bagian yang utuh dalam diri kita. Dengan mengaku di dalam hati, kita tidak lagi takut akan persoalan hidup, karena kita memiliki Mesias pribadi. Kita tidak perlu takut kesepian lagi, karena kita memiliki sahabat sejati. Kita memiliki Pembebas: pembebas dari dosa, kuasa jahat dan sgala jerat dunia yang menyesatkan. Bahkan, kita tidak perlu takut akan masa depan, karena Yesus beserta kita dan akan menjamin kecerahannya.

Kesungguhan hati seseorang tentu saja dapat diuji. Paling tepat diuji dengan kondisi yang sulit. Hasilnya ada 4 tipe:
1. Tipe orang banyak yang mengikuti Tuhan Yesus, yang dengan
spontan beramai-ramai meninggalkan Yesus lalu berbalik
menyerang dan menghakimi Yesus.
2. Tipe kebanyakan murid, yang ketika ancaman datang langsung
melarikan diri. Bahkan memilih melepaskan kain lenannya dan
lari telanjang daripada dikira murid Yesus (Mrk 14:50-52).
3. Tipe Petrus, yang berani ambil resiko. Tetapi tidak tahan lama.
Segera menyangkal ketika ancaman di depan mata.
4. Tipe yang terakhir ialah: sekali mengikut, tetap ikut dan setia
selama-lamanya.

Kita tipe yang mana? Banyak orang kristen mati sebagai martir, banyak juga harus menempuh sengsara demi Kristus, karena mereka percaya Yesus adalah Mesias, tetapi ada juga sebagaian orang kristen yang melepaskan pakaianya dan melarikan diri dengan telanjang. Tetapi Tuhan Yesus mau iman kita kuat di tengah cobaan. Teguh di tengah ancaman. Dia mau jadi pembebas bagi kita: pembebas dr dosa, pembebas dari kebiasaan jahat dan pembebas dari segala ketakutan kita. Yesus mau menjadi Mesias pribadi kita.
Sabe Satta Bhavantu Shukitatta